Band pop alternatif asal Bandung, Morning Ego, kembali menghidupkan suasana melankolis dan reflektif lewat single terbaru mereka, “Pagi.” Lagu ini menjadi salah satu karya paling emosional dari album debut Dreamer, yang memotret perjalanan batin seseorang yang kehilangan, mencari, dan akhirnya menemukan ketenangan dalam kesunyian.
“Pagi” adalah kisah tentang kehilangan yang tidak selalu berujung pada luka — tetapi menjadi ruang untuk memahami diri. Dengan lirik seperti “Mencari hingga pagi, ternyata hilang lagi” dan “Ku tak tahu kamu di mana?”, Morning Ego menghadirkan narasi yang jujur dan lembut, menggambarkan perasaan rindu yang samar, seolah berjalan sendirian di antara kabut dan cahaya matahari yang belum sepenuhnya muncul.
Secara musikal, “Pagi” dibalut dengan aransemen atmosferik khas Morning Ego: melodi gitar yang mengawang, denting bass yang halus, dan ketukan drum yang lembut berpadu dengan vokal lirih Renjana. Hasilnya adalah komposisi yang hangat sekaligus menyayat, mengajak pendengar tenggelam dalam nuansa introspektif.
“’Pagi’ bukan sekadar lagu tentang kehilangan seseorang,” ujar Ari, drummer sekaligus penulis lirik. “Ini juga tentang bagaimana kita belajar menemukan kembali diri sendiri setelah kehilangan sesuatu yang berarti.”
Sebagai bagian dari album Dreamer, “Pagi” mempertegas posisi Morning Ego sebagai band yang mampu menggabungkan puitika emosional dengan sentuhan sinematik. Musik mereka tidak sekadar untuk didengar, tapi untuk dirasakan — menghadirkan pengalaman personal bagi siapa pun yang pernah merindukan seseorang, atau bahkan dirinya sendiri.
“Pagi” juga telah hadir dalam format music video, hasil kolaborasi Kamidaka Music dan Stage Act Project, yang menampilkan visual lembut dan simbolik, merepresentasikan kabut kehilangan dan perjalanan menuju penerimaan.













